A. SEJARAH PSIKOLOGI OLAHRAGA
Psikologi ekperimental mulai berkembang pada akhir abad ke-19, yang diawali dengan didirikannnya laboraterum psikologi oleh wilhem wundt pada tahun 1886 di Leipzig. Menurut kohnstamm (1951), dan setyobroto (2002:1) obejk studi psikologi adalah gejala jiwa yang diselidiki dari segala tingkah laku dan pengalaman manusia.
Orang pertama yang melakukan studi dalam bidang pssikologi olahraga adalah Norman Triplett tahun 1898, yang meneliti atlet balap sepeda. Tahun 1899, E.W. Sscriptuno dari Yale University, melukiskan ciri-ciri kepribadian seseorang yang dipengaruhi oleh keterlibatan dalam olahraga. Pada tahun 1903, Patrick membahas mengenai bagaimana para penonton American Football mengekspresikan emosi terhadap para pemain dalam olahraga tersebut.
Coleman Robert Grriffit tahun 1918, telah mulai mengadakan penelitian Di Universitas Illinois dengan menyelengggarakan serangkaian observasi informal mengenai aktor-faktor psikologis yang terlibat dalam olahraga bola basket dan sepak bola. Pada tahun 1925, sudah mengadakan persiapan untuk mendirikan laboratorium psikologi olahraga. Griffith juga disebutkan sebagai Bapak Psikologi Olahraga, khususnya di Amerika. Griffith mengembangkan ssejumlah alat test dan alat-alat tertentu, meliputi: (1) alat pengukur waktu reaksi otot yang diberi bebkan; (2) tes kecerdikan dalam bola basket; (3) tes ketegangan otot dan relaksasi; (4) tes untuk membedakan 4 tipe serial reation times; (5) tes untuk mengukur ketenangan, koordinasi ototo-otot, dan kemampuan belajar; (6) tes waktu reaksi terhadap sinar, suara, dan tekanan; (7) tes untuk mengukur fleksibilitas kooordinasi; (8) tes mengukur kepekaan otot; dan (9) tes kesiapan mental yang dikembangkan khusus bagi atlet.
Di Indonesia, kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara luas. Pada tahun 1992, PBSI mendatangkan Robert N. Singer, mantan presiden International Society for Sport Psychology., dari Universitas of Florida. Tahun 1997, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, mendatangkan Daniel Gould untuk memberikan ceramah kepada para pelatih dan pejabat teras KONI Pusat dalam rangka persiapan menjelang SEA GAMES. Secara resmi Ikatan Psikologi Olahraga(IPO) di Indonesia yang berada di bawah naungan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) baru dibentuk pada tanggal 3 maret 1999, dan diketuai oleh Monty P. Setiadarma. Akan tetapi, Singgih D. Gunarsa dan Sudirgo Wibowo telah mempelopori kegiatan psikologi dalam cabang olahraga bulutangkis tahun 1967, dan sejak itu bnayak atlet bulutangkis nasional yang memanfaatkan jasa psikologi dan ilmu psikologi dalam mencapai prestasi baik nasional maupun internsional.
B. ORIENTASI PSIKOLOGI OLAHRAGA 1. Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Psikologi Olahraga Psikologi olahraga adalah psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap alet dan faktor-faktor diluar atlet yang dapat memepengaruhi penampilan (performance) atlet tersebut (Gunarsa, 2008 : 1). Menurut Setyobroto ( 2002 : 8) psikologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan pengalaman manusia berolahraga dalam interaksinya dengan manusia lainnya dan dalam situasi sosial yang merangsang. Selain itu, psikologi olahraga terkait dengan bidang kajian lain berikut ini.
Psikologi permekembangan. Membahas mengenai bakat yang berhubungan dengan struktur morfologis-anatomis atlet, karakterologi atlet , dan interaksi antara bakat/pembawaan dengan lingkungan.
Psikologi belajar. Membahas tentang aktivitas olahraga yang di tunjukan pada optimalisasi proses pelatihan guna mengoptimalisasi potensi atlet, merancang teknik dan strategi latihan, dan dilaksanakan dalam latihan sehinggan menyenangkan dan memuaskan.
Psikologi kepribadian. Mengungkapakan hubungan antara kepribadian dengan performa olahraga. Bagaimana kepribadian mempengaruhi performa dan pestasi dalam olahraga? Sebaliknya, bagaimana olahraga mempengaruhi perkembangan dan kualitas kepribadian yang positif?
Psikologi sosial. Membahas hubungan antara sesama atlet, posisi atlet dalam tim,hubungan antara tim yang satu dengan tim yang lain.
Psikometri. Membahas tentang instrumen-instrumen yang mudah digunakan dalam penelitian terhadap suatu gejala psikis secara lebih cermat dan obejektif. Data yang diperoleh digunakan untuk kepentingan seleksi, klarifikasi, dan pembinaan yang disesuaikan dengan keadaanya. Selanjutnya, menyusun kriteria dan syarat yang harus dimiliki agar menjadi juara sesuai dengan strata kejuaraan yang ditargetkan.
2. Batasan Psikologi Olahraga
Kegiatan dalam psikologi olahraga antara lain: (1) memepelajari bagaiamana faktor psikologis memepengaruhi penampilan fisik seseorang, dan (2) memahami bagaimana keterlibatan seseorang dalam olahraga mempengaruhi perkembangan psikis, kesehatan, dan kesejahteraan psikis. Batasan psikologi olahraga lainnya fokus pada belajar dan performa, dan memeperhitungkan baik pelaku maupun penonton
3. Pendekatan Psikologi Olahraga
Pendekatan individu. Pendekatan yang dilakukan untuk membina anak didik/atlet, untuk memilih atlet berbakat, dan untuk membina anak didik/atlet yang dilatih.
Pendekatan sosislogi. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan olahraga ketika naka/atlet berinteraksi dengan anggota tim, pelatih, pembina, lawan tanding, dan para penonton.
Pendekatan interaktif. Pendekatan yang dilakukan saat memperhatikan proses dan produk interaksi interpersonal, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, dan individu dengan lingkungan sosial sekitarnya.
Pendekatan multidimensional. Pendekatan yang dilakukan dalam usaha pembinaan olahraga, yakni pendekatan pada atlet, pelatih sarana, fasilitias, program latihan, organisasi, dan lingkungan sekitar.
Pendekatan sistem. Pendekataan yang memperhatikan dan memanfaatkan seluruh komponen/faktor pembinaan sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan, yaitu prestasi anaka didik/atlet yang maksimal, dan memasyarakatkan olahraga dalam rangka usaha pembinaan olahraga.
Sumber
http://library.uny.
https://www.uny.ac.id/
http://besmart.uny.ac.id
Commentaires